Umumnya orang memiliki kecenderungan melihat penting/tidaknya sebuah pekerjaan atau bergengsi tidaknya sebuah profesi berdasarkan pada jenis pekerjaan yang dilakukannya. Karenanya tak heran jika penilaian seseorang terhadap orang lain seringkali menjadi tidak tepat sebab banyak unsur-unsur subjektivitas yang memengaruhi tanpa cukup fakta.

Ambil contoh saja ketika seseorang menanyakan pekerjaan orang lain, apakah dia kemudian memiliki rasa antusias mengetahui lebih jauh mengenai bagaimana seseorang melakukan pekerjaannya? Atau sekedar puas dengan jawaban yang diberikan karena tujuannya sekedar berbasa-basi atau informasi sudah dirasa cukup karena persepsi sudah mengambil alih kendali?

Anda tentu perrnah melihat, memiliki atau setidaknya mendengar produk Apple bukan? Ya, perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs dan Wozniak ini memang dikenal sebagai produsen consumer electronic yang sejak tahun 1997 selalu sukses dalam hampir setiap dalam setiap produk yang dilahirkan.

Apa yang mereka buat? Laptop? Pemutar musik digital? Tablet? Smartphone? Lantas apa yang menjadikan mereka istimewa? Bukankah produk-produk itu juga dibuat oleh perusahaan lain? Bahkan industri rumahan di Cina pun bisa memproduksinya bukan?

Bagaimana

Mencari jawab atas faktor apa yang menjadikan produk-produk Apple sukses tentu tidaklah sederhana. Seorang marketer mungkin akan berpendapat bahwa Apple selalu melakukan kampanye pemasaran yang jenius. Sementara seorang engineer mungkin akan berpendapat bahwa produk mereka memang jauh lebih unggul dibanding kompetitor.

Namun jika Anda perhatikan sungguh-sungguh dari buku, tulisan, DVD atau media apapun yang membahas mengenai Apple, produk-produk Apple ataupun Steve Jobs sendiri ada satu kesamaan yang diakui baik oleh mereka yang berada di dalam perusahaan maupun pihak luar: passion!

Passion adalah yang membedakan Apple dengan perusahaan elektronik lainnya. Baik bagi Jobs maupun para karyawannya pekerjaan mereka bukan sekedar sebuah tugas. Mereka bukan hanya memiliki visi namun juga kecintaan, kebanggaan dan totalitas dalam melakukan pekerjaannya.

Jika seseorang melakukan sebuah pekerjaan dengan orientasi hasil ataupun profit maka cepat atau lambat dirinya, produknya dan perusahaan tempat dia bekerja akan mengalami masalah. Sebaliknya jika seseorang melakukan pekerjaan dengan passion, dengan kecintaan maka akan ada banyak hal yang bisa dipelajarinya selama dalam proses melakukan pekerjaan.

Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa sekalipun uang bukanlah sebuah tujuan namun ketika pekerjaan dilakukan dengan baik, diikuti oleh keinginan untuk menciptakan nilai kemanfaatan bagi orang lain maka uang dengan sendirinya akan mengikuti.

Contoh lain bisa dilihat dalam permainan baseball. Seorang Pitcher sebuah tim Baseball bukankah pekerjaan utamanya hanya melempar? Jika Anda bertanya pada seorang Pitcher dalam sebuah acara resmi misalnya: “Apa pekerjaan Anda?” Kemungkinan besar dia akan menjawab bahwa dia adalah seorang Pitcher. Jika lebih lanjut Anda bertanya: “Oh, ya? Lalu apa yang Anda lakukan dalam pekerjaan Anda?” Dan ketika dia menjawab ‘melempar bola’ apakah Anda akan tertawa? Jika Anda tertawa rasanya Andalah yang perlu ditertawakan!

Coba Anda renungkan bagaimana kegiatan melempar bola bisa dikatakan sebagai sebuah pekerjaan? Lebih-lebih profesi? Atau karir? Bukankah Anda sendiri bisa melempar bola? Atau bahkan anak Anda yang berusia 5 tahun?

Faktanya seorang Pitcher terlepas seberapa keren Anda menganggap sebutan pekerjaannya tetaplah bertugas melempar bola. Namun lagi-lagi faktanya seorang Pitcher di MLB (Major League Baseball) sekelas Nolan Ryan berdasarkan data di CBSSports bisa mendapatkan bayaran hingga $9,504,165!!

Apa yang membedakan Pitcher profesional dengan orang lain? Sekali lagi jawabnya adalah:”Bagaimana yang bersangkutan melakukan pekerjaan tersebut!”

Jadi jika Anda masih berpikir bahwa sebuah pekerjaan sejenis memiliki gengsi yang sama terlepas dari siapa yang melakukannya dan bagaimana pekerjaan tersebut dilakukan, bisa jadi selama ini Anda hanya hidup dengan satu mata, sedikit pikiran, sedikit telinga dan terlalu banyak menggunakan mulut!