ASUS adalah sebuah perusahaan yang terbilang sukses dalam melakukan transformasi dari sebuah industri penyedia komponen menjadi sebuah merk yang cukup disegani dan mampu bersaing dengan merk-merk ternama seperti Apple, Lenovo HP dan Dell yang sudah lebih dahulu menjadi merk terkenal di industri personal computer.

Beberapa waktu lalu Laptop berlabel Lenovo milik saya mati total dan teknisi di toko komputer memvonis tak ada pilihan lain bagi saya selain membeli laptop baru.

ASUS VX7SXKala itu bicara soal laptop maka dalam benak saya tak ada merk lain yang bisa diandalkan selain IBM, Dell, Lenovo atau minimal HP. Namun kemudian saya membuat sebuah keputusan beli yang sama sekali berbeda, alih-alih membeli laptop Dell Latitude, Lenovo Thinkpad atau HP EliteBook justru pada akhirnya pilihan jatuh pada ASUS seri VX.

Alasannya?

Pertama, beberapa teknisi komputer di toko yang berbeda menjelaskan bahwa banyak pengguna merk ASUS yang menyatakan puas terhadap harga dan kinerja produk ini.

Kedua, selama bertahun-tahun ASUS sudah menjadi supplier motherboard untuk merk-merk terkenal lainnya termasuk Dell dan HP.

Ketiga, motherboard ada komponen yang paling vital dalam sebuah PC lebih daripada sekedar prosesor atau RAM sebagaimana dipahami banyak orang selama ini.

Keempat, dari hasil riset pribadi diketahui bahwa perusahaan asal Taiwan ini sudah beroperasi sejak tahun 1989 dengan pangsa pasar sebesar 40% untuk industri motherboard. Selain itu ASUS menurut Interbrand adalah “the Third Most Valuable Brand” dengan nilai merk $ 1,6 M. Saat ini pula ASUS adalah salah satu produsen tersukses di Industri notebook dan Tablet.

Apa yang bisa dipelajari dari kejadian di atas?

Pertama, faktor influencer adalah bagian penting dari sebuah kampanye pemasaran. Karena itu tidak salah jika banyak orang meyakini bahwa PR selayaknya menjadi garda terdepan dalam sebuah kampanye pemasaran.

Kedua, cerita merupakan kampanye pemasaran yang sangat efektif dalam membangun citra sebuah merk.

Ketiga, faktor awareness tidak selamanya penting. Dalam kejadian di atas tampak bahwa meski sebelumnya merk ASUS tak cukup kuat menancap dalam benak saya, namun peranan logika dan preferensi membawa pada sebuah keputusan beli.

Keempat, distribusi adalah bagian yang tak terpisahkan dalam memengaruhi keputusan beli konsumen. Sekalipun faktor-faktor lain telah terpenuhi namun apabila produk tersebut tak tersedia secara luas dan mudah diakses maka besar kemungkinan keputusan beli akan berubah.

ASUS bukan satu-satunya produsen komponen yang sukses merambah ke industri hilir. Faktor sukses Samsung di industri smartphone saat ini tak terlepas dari kompetensi dan pengalamannya dibidang semikonduktor yang adalah komponen inti dari sebuah smartphone.

Perusahaan penyedia komponen sebenarnya memiliki keunggulan dalam hal kontrol kualitas dan produksi dimana keduanya adalah unsur penting dalam membangun sebuah merk.

Tantangannya adalah ketika sebuah perusahaan komponen hendak merambah ke industri hilir maka mau tidak mau perusahaan tersebut harus bersaing dengan pelanggannya sendiri, yaitu perusahaan-perusahaan yang selama ini dipasok olehnya. Dalam kondisi demikian sebuah perusahaan hulu harus benar-benar yakin dirinya pasti menang, sebab jika tidak maka kompetitor yang notabene adalah juga pelanggannya tak akan memberi ampun.

Mungkin itulah alasannya tak semua perusahaan produsen komponen (industri hulu) berani membangun merk sendiri dan berkompetisi langsung dengan para pelanggannya.