Termasuk ketika baru-baru ini mendengar sebuah tindak kekerasan yang lagi-lagi terjadi dengan dalih tempat ibadah yang tidak berijin. Apakah motif tersebut benar? Atau ada agenda lain? Apakah murni menyangkut SARA ataupun yang lain bagi saya tidaklah penting.
Kekerasan sering digunakan oleh pihak-pihak tertentu dengan mengatasnamakan bermacam-macam hal namun hampir semua memiliki satu kesamaan: memaksakan sebuah ide. Entah ide itu diberi label kebenaran, keadilan atau apapun namun kesemuanya adalah reaksi alergi akan adanya sebuah perbedaan.
Tak jarang bahwa demi memaksakan sebuah ide maka orang atau kelompok tertentu kehilangan hati dan akal sehat, bahkan rela mengorbankan kehormatan dan harga dirinya sendiri.
Apakah sebuah kebenaran jika memang demikian? Sebuah ide yang diterima dengan paksa oleh semua orang? Sebuah kondisi dimana apa yang kita yakini diterima mutlak oleh setiap golongan?
Kekerasan apapun motivasi dibaliknya dan demikian pula dengan keinginan untuk memaksakan sebuah ide, keyakinan termasuk keinginan untuk senantiasa mengontrol dan mengendalikan orang lain pada dasarnya adalah bersumber dari satu hal: KETAKUTAN!!
Dan ketakutan sendiri hanya muncul dan terjadi pada orang atau pihak yang tidak mengandalkan Tuhan. Jadi entah bagaimana seseorang bisa sedemikian yakinnya berpikir bahwa kekerasan yang dilakukannya adalah untuk Tuhan? Sedemikian lemahnya kah Tuhan di mata orang-orang ini hingga memerlukan manusia untuk “menyingkirkan†apa yang tak berkenan bagi-Nya?
Meski saya tak sepenuhnya yakin pula bahwa kekerasan yang terjadi benar-benar mengatasnamakan keyakinan dan bahkan tak peduli motivasi seseungguhnya dari orang-orang ini namun…. 100% saya yakin bahwa orang-orang ini adalah orang yang penuh ketakutan karena tidak mengandalkan Tuhan.
Happily married, father of a wonderful boy, a passionate Content Strategist. Liverpool FC and Melbourne Victory fan. Traditional martial artist.
I’m going to be myself, do what I think is right. If they don’t like it, so be it. ~ Satrio ~|
Read more posts here||
I’m an ISTJ-A