Dinamis dan ramah, itulah kesan yang saya tangkap mengenai kota Melbourne baik ketika pertama kali datang sekitar lima belas tahun yang lalu maupun pada kedatangan kedua sejak Agustus 2012 hingga sekarang.
Sebagai kota metropolitan Melbourne memiliki nuansa yang sangat berbeda dengan kota besar lain seperti Jakarta misalnya yang berkesan sibuk dan angkuh.
Maka tak heran jika Melbourne disebut sebagai “the most liveable city”.

Hampir setiap akhir pekan selalu ada satu atau lebih event digelar di ibu kota Negara Bagian Victoria ini. Salah satu yang paling populer dan menjadi kebanggaan warga Melbourne adalah Moomba Festival yang dikenal sebagai “festival for the people” dan diadakan setiap labour day long weekend.

Untuk tahun 2013 ini Moomba Festival yang diadakan pada tanggal 8-11 Maret ini adalah yang ke 59. Moomba Festival pertama diadakan pada tahun 1955 dan terus berkembang hingga saat ini.

Melbourne Moomba Festival 2013

Berbagai acara dan pertunjukan digelar di lokasi Moomba Festival yang terpusat sekitar Yarra River tepatnya antara Princess bridge dan Swan St. Bridge. Jika masuk dari Alexandra Garden maka yang pertama ditemui adalah Carnival Stage yaitu tempat bermain anak-anak (semacam komidi putar dan sejenisnya).

Tak jauh dari situ ada pula foto-foto dokumentasi Moomba Festival dari masa ke masa termasuk foto Birdsman Rally yang merupakan atraksi paling populer di Moomba Festival setelah fireworks.

Peta Moomba 2013

Masih di sisi yang sama jika terus menyusurinya maka akan tampak main stage , skate park, adults carnival hingga akhirnya sampai ke Swan St. Bridge yang akan membawa ke sisi seberang yang dimulai dengan Cultural Quarter dimana pertunjukan dari berbagai budaya dipentaskan, lagi-lagi Carnival untuk dewasa dan Birdman Area

Yarra River yang membelah kedua sisi ini sendiri juga tidak dibiarkan menganggur, sebab di sini menjadi arena ski air yang selalu dipadati para penonton. Sementara pada malam harinya selama tiga malam berturut-turut pengunjung bisa menyaksikan fireworks di sepanjang sungai ini setiap pukul 21.30.

Pada hari ketiga Moomba Festival juga menampilkan parade (di Indonesia sering disebut karnaval) yang menampilkan para pahlawan lokal, kesenian serta perwakilan dari berbagai budaya yang ada di Melbourne termasuk Indonesia. Parade pada Moomba Festival ini secara umum tidak jauh berbeda dengan pawai yang biasa diadakan di beberapa kota di Indonesia untuk merayakan hari Kemerdekaan.

Meski sekilas Moomba Festival mirip-mirip dengan Pasar Malam yang biasa diadakan di Indonesia namun Moomba jauh lebih tertib, bersih dan relatif bebas dari asap rokok. Festival ini sangat memfasilitasi berbagai kelompok usia mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Sebagaimana umumnya fasilitas di sini, tentu akses dan kemudahan bagi penyandang cacat juga sangat diperhatikan dalam festival rakyat ini.
Konsumsi alkohol dilarang selama festival, pelanggar akan dikenakan sanksi. Aparat kepolisian dan keamanan swasta tampak di setiap sudut dengan sikap santun dan profesional memberikan rasa aman, bukan sebaliknya bersikap arogan serta menyebalkan seperti sebagian besar golongan ini di Indonesia.

Meski sudah memasuki musim gugur namun suhu udara selama Moomba Festival sangat tinggi, bahkan pada hari terakhir tercatat hingga 37° C. Meski demikian kondisi tersebut sama sekali tidak nampak menghalangi warga setempat dan turis untuk bersenang-senang menikmati pesta rakyat ini.

Moomba Festival adalah event gratis, pengunjung sama sekali tidak dibebani tiket masuk. Walaupun Carnival baik untuk anak maupun dewasa dipungut tiket namun mengadakan sebuah event sebesar ini dengan berbagai fasilitas termasuk tenaga SDM nya tanpa mengenakan biaya tiket masuk merupakan sebuah prestasi yang luar biasa bagi pemerintah kota Melbourne di mata saya. Lagi-lagi jangan lupa bahwa masuk ke pasar malam amburadul di Indonesia saja dipungut biaya tiket.

Meski tidak tahu persis pengelolaannya namun saya menduga biaya acara ini ditanggung oleh sponsor seperti koran “The Age”, “Coca Cola” dan beberapa perusahaan lain. Tak heran jika harga sebotol Coca Cola dipatok A$ 5. Padahal di cuaca panas dengan terik matahari menyengat tentu stand minuman menjadi tempat yang paling banyak diserbu oleh pengunjung. Sementara stand-stand lain yang menyediakan kopi sepi dari pengunjung.