J sedang asyik menunduk bermain puzle ketika tiba-tiba ada cairan yang menetes dari hidungnya… :kaget2: Waaa…J beler!!! duuuh…kenapa ya?aku mengingat-ingat apa ada sumber penularan, atau apa sebabnya daya tahan anakku turun kok bisa kena virus bapil gitu :hmm: Daaan aku ga ketemu sebabnya…yah mungkin ada virus berterbangan waktu aku jalan-jalan sama J dan cuaca beberapa hari terakhir yang berubah-ubah membuat daya tahan anakku turun. Padahal selera makan J termasuk baik, makan 3 kali ditambah 1 kali snack buah dan 1 kali snack lainnya misalnya roti, agar-agar, bakpau, atau telur kampung rebus. Aku juga selalu memperhatikan asupan karbohidrat, protein dan sayuran. Yah…ga apa-apa-lah kena batuk pilek, anggap saja ini mekanisme tubuh untuk menambah kekebalannya terhadap virus batuk pilek :silau:
Ini bukan kali pertama J batuk pilek, tepatnya kali ketiga dalam usianya yang 20 bulan. Namun, biasanya hanya 2 hari dan batuk pilek itu sudah lenyap begitu saja. Tapi, nampaknya virus kali ini lebih ganas dari virus sebelumnya karena di hari kedua belum ada tanda-tanda membaik, malah suhu tubuh J meningkat walaupun masih dibawah 38 derajat C. :demam: Di hari kedua dan keempat J muntah-muntah dalam upaya mengeluarkan dahak. Ya..bagu sih dahaknya keluar, tapi dalam prosesnya kasihan juga J muntah-muntah sampai mukanya merah semua dan batuk-batuk yang melelahkan. Di malam hari, tidurnya terganggu karena berulang kali terbatuk-batuk. Kadangkala J juga terbangun sebentar karena badannya terasa tidak enak dan posisi tidur terasa serba salah.
Walaupun sakit, secara umum J tetap ceria tetapi tingkat kemanjaan meningkat pesaaaat..hehehe… :manja: Aku baru dua langkah pergi saja J akan langsung teriak “Moooom” jadi maunya aku setidaknya selalu ada di dekatnya, malah di hari kedua dan keempat J banyak minta digendong, mungkin itu membantunya merasa lebih nyaman ketika badannya terasa tidak enak :senyum:
Ini foto J sesaat setelah muntah-muntah
Aku dan suami sepakat untuk tidak membawanya ke dokter karena tidak ada tanda-tanda kegawatan. Aku banyak membaca dan mencari informasi sehingga cukup tahu bahwa dengan peningkatan daya tahan, antibodi tubuh akan mampu memerangi virus dan tubuh sembuh. Justru ke dokter agak ‘berbahaya’ mengingat beberapa temanku bercerita ketika anak mereka batuk pilek dibawa kedokter, oleh dokter diberi resep antibiotik. :swt3: Mengatasi batuk pilek pada balita tidak berarti harus seketika membawanya ke dokter. Alasan merasa kasihan dalam proses tubuh kecil melawan virus bagi kami juga bukan alasan yang tepat untuk membawa ke dokter sehingga bukan cara yang tepat dalam mengatasi batuk pilek pada balita.
Tentu saja walaupun di rumah aku tidak begitu saja membiarkan tubuh J berperang melawan virus tanpa ‘amunisi’. Aku memastikan J mendapatkan banyak asupan ASI dan minum yang cukup. Dan beruntung selera makan J tidak berkurang banyak, hanya saja dia menolak makan nasi, jadi aku menggunakan kentang sebagai sumber karbohidrat. Untuk lauk, seperti biasa kandungan protein dan sayur harus ada, ditambah telur kampung rebus. Sebagai snack, dalam lima hari J bapil kemarin kuberikan buah-buahan seperti strawbery, air perasan jeruk baby, kiwi, buah naga, pepaya, pepino fruit, dan apel royal gala. Sebagai tambahan, aku berikan obat batuk pilek alami yaitu jeruk nipis dan madu.
1 sendok jeruk nipis, dicampur dengan 2 sendok madu, ditambah 5 sendok air putih, lalu dikukus 30 menit. Berikan 1 sendok teh 3 kali sehari. Selain itu, berikan air madu atau madu total sehari 2-3 sendok makan. Untuk membantu melegakan pernafasan dan mengeluarkan dahak, aku juga menggunakan teknik penguapan. Di malam hari, aku taruh air di dalam baskom diberi vicks 2 sdt atau memakai food warmer, tapi yang dipanaskan air yang diberi tetesan minyak kayu putih. Cara ini cukup efektif untuk mengatasi batuk pilek pada balita. Setidaknya dari pengalamanku, J sembuh dalam lima hari. :senyum:
Ada pengalaman yang sebenarnya lucu juga kalu diingat-ingat. Hari itu aku membuatkan lauk telur dikocok lepas diberi bumbu bawang putih halus (banyak), sejumput garam, dan merica, lalu wortel parut dan tofu yang dihancurkan, semuanya dicampur lalu dikukus. Kebetulan hari itu nafsu makan J agak kurang baik, J maunya makan roti tawar telur yang diberi madu, tapi kalau makan itu saja kan gizinya kurang… Jadi, aku ga kurang akal.. :ting: dengan ekspresi wajah bersemangat aku menawari J makan kentang halus lauk wortel dan tofu diberi madu!!! :ngiler2: “Wah asyik tu..enaaaak…” kataku, daaaaan J tertarik mencoba..katanya “enaaak”. Rasanya seperti apa..silakan dibayangkan saja..kentang halus mash potato, dikasih madu dikit, lalu ditambahkan lauk wortel dan tofu kukus, dan diberi madu lagi sedikit. Hmmm… :melet:
Lalu sorenya, aku coba menawari nasi dengan kaldu daging sapi dan lauk yang sama, tapi nampaknya J tidak tertarik. Trik yang sama dengan tdai siang kucoba lagi..dan berhasil!!! jadilah J makan nasi dengan kuah kaldu daging sapi, lauk tofu dan wortel kukus, dengan topping madu. Rasanyaaa…gitu deh… yang penting makannya habis dan menurut J rasanya enaaaak… :silau: Aku sih senang aja, kan yang dimakan makanan bergizi semua, walaupun aku cicipi rasanya luaarar biasaaa….hehehe… :senyum:
Ternyata memang benar, mengatasi batuk pilek pada baita bisa dengan perawatan di rumah. Hanya perlu rajin-rajin dipantau suhu tubuh dan asupan makanan bergizi yang masuk supaya daya tahannya cepat meningkat.
Proud wife and mom. Academic Staff at Fakultas Hukum UKSW, a current Melbourne Law Masters Student.
I’m actively search for the positive side of everything ~ Indirani Wicaksono ~
Read more posts by this author here||