Sama halnya seperti Asus yang dengan berani memposisikan diri sebagai kompetitor bagi para kliennya, Microsoft pun melakukan hal yang sama dengan melepas Microsoft Surface ke pasar.

Keputusan Microsoft memproduksi hardware sendiri tentu awalnya menimbulkan banyak pertanyaan mengenai latar belakang keputusan tersebut. Meski Microsoft Surface bukan perangkat keras pertama yang dibuat perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates ini namun ini adalah pertama kalinya Microsoft berkompetisi secara langsung dengan perusahaan-perusahaan yang selama ini adalah pelanggan setianya.

Hingga saat ini pun masih belum cukup jelas latar belakang Microsoft memproduksi komputer. Sebagian berasumsi bahwa perusahaan yang terkenal dengan sistem operasi Windows-nya ini sudah cukup percaya diri bahwa para pelanggannya sudah terlalu bergantung pada produk Microsoft sehingga tidak akan mungkin berpindah ke produk lain meski harus berkompetisi langsung.

Sementara asumsi lain yang muncul adalah bahwa Microsoft sudah tidak lagi percaya bahwa pabrikan komputer yang selama ini menjadi pelanggannya mampu menghasilkan hardware yang bisa memaksimalkan kinerja sistem operasi Windows.

Yang manapun jawabnya tentu tidak ada pihak yang lebih diuntungkan dari keputusan ini selain konsumen. Sebab kini konsumen dihadapkan pada semakin banyak pilihan produk yang bisa dipilih sesuai kebutuhan dan budget nya.

Sebelum mengulas Microsoft Surface Pro ada baiknya kita mundur beberapa bulan ke belakang ketika Microsoft Surface RT mulai diperkenalkan. Setelah mencoba sendiri secara langsung tak ragu lagi saya menilai bahwa Surface RT adalah tablet yang luar biasa dan berbeda dibanding tablet-tablet yang pernah ada baik dari desain, kinerja maupun kemudahan.

Meski demikian Microsoft Surface RT belumlah sempurna, produk ini masih jauh dari mampu untuk menggantikan fungsi ultrabook atau netbook sekalipun karena keterbatasan-keterbatasan pada sistem operasinya

Microsoft Surface Pro Indonesia

Contents

Microsoft Surface Pro

Untunglah keterbatasan tersebut kini tidak lagi relevan dengan hadirnya Microsoft Surface Pro. Pertama-tama perlu dicatat bahwa Microsoft Surface Pro jelas tidak masuk dalam kategori tablet. Sehingga membandingkannya dengan iPad, Windows tablet ataupun Android tablet sangatlah tidak tepat.

Microsoft Surface Pro lebih tepat diperbandingkan dengan laptop, notebook atau ultrabook. Sebab meski tidak memiliki bagian yang bisa diletakkan pada lap (pangkuan) namun fungsi dan kinerjanya bisa disejajarkan.

Ketika Microsoft memperkenalkan Surface RT sebenarnya sudah banyak reaksi negatif dari pabrikan komputer yang adalah pelanggan Microsoft. Tentu mereka tidak nyaman dengan fakta bahwa mereka harus berhadapan langsung dengan pembuat sistem operasi yang selama ini mereka gunakan. Namun rupanya Microsoft tidak bergeming, bahkan menganggap Surface RT sebagai sebuah “tembakan peringatan”. Malahan Microsoft memproduksi Microsoft Surface Pro yang bisa disebut sebagai sebuah “pernyataan perang” terhadap klien B2B nya seperti Lenovo, HP, Toshiba dan sebagainya.

Review Hadrware Microsoft Surface Pro

Sejak pertama kali berkenalan dengan Microsoft Surface RT saya langsung jatuh cinta dan memutus hubungan dengan Android tablet yang sudah cukup lama menemani saya bekerja sehari-hari. Ternyata hubungan ini tak bertahan lama sejak saya berkenalan dengan Microsoft Surface Pro.

Dari segi desain Microsoft Surface Pro juga tak banyak berubah dari Microsoft Surface RT meski ukurannya banyak mengalami perubahan. Untuk ukuran tablet Microsoft Surface Pro jelas tampak besar. Namun lagi-lagi Surface Pro bukan sebuah tablet, dan jika dibandingkan dengan MacBook Air, Surface Pro jelas lebih kecil.

Harga Microsoft Surface Pro

Di dalam tubuh ramping si Microsoft Surface Pro tertanam prosesor Intel Core i5-3317U dengan kecepatan 1.7 GHz. Prosesor ini digunakan juga di beberapa ultrabook yang semakin menguatkan bahwa Surface Pro adalah kompetitor dari ultrabook. Prosesor tersebut didampingi oleh RAM sebesar 4 GB dan SSD 128 GB.

Meski tersedia versi yang mengusung SSD sebesar 64 GB dengan harga yang lebih murah namun saya tidak merekomendasikannya. Sebab sistem operasi Windows 8, Microsoft Office belum lagi aplikasi lainnya bakal dengan cepat memakan kapasitas ruang penyimpanan Anda. Saya sendiri masih memiliki sisa space 85.3 GB setelah dikurangi sistem operasi Windows 8 sendiri, Office 2013, Firefox dan beberapa aplikasi serta file lainnya.

Spesifikasi hardware yang tinggi sebagaimana terpasang pada Microsoft Surface Pro tentu memiliki efek negatif yaitu panas. Dalam kasus ultrabook panas ini diatasi dengan kipas angin berukuran besar. Namun solusi tersebut jelas mustahil bagi Surface Pro.

Karenanya Microsoft merancang desain Microsoft Surface Pro sedemikian rupa sehingga panas yang dihasilkan bisa dibuang melalui ventilasi ke bagian belakang casing tanpa perlu dibantu kipas angin ukuran besar.

Kipas angin tetap terinstalasi pada Surface Pro hanya saja ukurannya sangat kecil sehingga tidak menghasilkan suara berisik yang berlebihan. Saking tenangnya kinerja kipas tersebut sehingga sering tidak disadari, saat kabel charger Microsoft Surface Pro terpasang suara kipas angin mulai terdengar namun tetap tidak berisik.

Berbeda dengan Microsoft Surface RT, layar pada Surface Pro mengalami banyak peningkatan. Layar baru ini memilki resolusi 1.920 x 1.080 (full HD) dengan teknologi ClearType yang menghasilkan kualitas gambar dan tingkat ketajaman yang nyaris sempurna dalam berbagai kondisi pencahayaan.

Spesifikasi Microsoft Surface Pro

Sayang meski sempurna dari segi kualitas namun layar Microsoft Surface Pro bukan tanpa kelemahan pula. Cukup jelas bahwa banyak pengguna menantikan Microsoft Surface Pro karena kemampuannya menjalankan semua aplikasi yang selama ini hanya bisa berjalan dengan desktop atau laptop. Sayangnya sebagian besar aplikasi atau software ini tidak dirancang untuk layar kecil sebagaimana dimiliki oleh Surface Pro.

Microsoft Surface Pro juga dilengkapi dengan stylus pen dari Wacom, stylus ini bisa dilekatkan pada bagian kanan dan kiri Surface Pro yang sudah disediakan sehingga bukan hanya praktis namun juga mempekecil kemungkinan tertinggal.

Stylus ini sangat bermanfaat mengingat Microsoft Office 2013 sudah mendukung penggunaan Surface Stylus Pro ini. Beberapa software lain juga dirancang support terhadap stylus pen.

Daya Tahan Baterai Microsoft Surface Pro

Selain panas, efek samping dari spesifikasi Microsoft Surface Pro adalah penggunaan baterai yang relatif lebih boros ketimbang Surface RT. Akibatnya daya tahan baterai Surface versi Pro ini hanya setengah dari versi RT.

Review Microsoft Surface Pro

Microsoft Surface Pro Review

Review Software Microsoft Surface Pro

Hal yang paling tidak saya sukai ketika menggunakan Surface RT adalah aplikasi yang lambat ketika dibuka dan dijalankan.

Fakta ini sama sekali tidak saya temukan selama menggunakan Microsoft Surface Pro. Sistem operasi berjalan dengan lancar dan stabil demikian pula aplikasi lainnya sekalipun dijalankan bersamaan (multitasking). Web surfing dengan Surface Pro juga sangat menyenangkan termasuk ketika membuka web-web yang kaya gambar dan flash.

Selain itu sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya bahwa semua aplikasi yang selama ini biasa saya gunakan sehari-hari dengan laptop bisa diinstal dan berjalan dengan baik di Microsoft Surface Pro meski dengan ukuran layar yang tidak biasa.

Bahkan mode ‘Metro” milik Windows 8 terasa jauh lebih nyaman di Microsoft Surface Pro ketimbang di ultrabook atau laptop (lebih-lebih desktop) karena tidak perlu mengangkat tangan terlalu tinggi yang lama-lama melelahkan juga. Meski lagi-lagi tak semua aplikasi bisa dioperasikan dengan baik melalui layar sentuh, karena ukuran layarnya yang kecil beberapa fungsi “mustahil” disentuh dengan jari.

Terlepas dari kekurangan pada operasional dengan layar sentuh, dari segi software saya menilai Microsoft Surface Pro lebih dari memuaskan.

Sudah lama saya membayangkan sebuah komputer jinjing berukuran tipis yang bisa dengan mudah dibawa ke kafe atau tempat-tempat lainnya namun memiliki kemampuan layaknya sebuah laptop sehingga semua pekerjaan rutin tetap bisa saya lakukan tanpa keterbatasan perangkat keras maupun lunak.
Tablet memang ringkas, namun banyak keterbatasan yang menghambat pekerjaan saya sehingga masih perlu menenteng laptop. Terus terang selama ini saya menganggap tablet lebih sebagai “mainan” atau “media hiburan” ketimbang alat pendukung produktivitas kerja.

Dan kini Microsoft Surface Pro setidaknya sudah memenuhi impian tersebut. Microsoft Office dan Firefox berjalan dengan baik, bahkan melakukan pekerjaan sambil memutar musik Mp3 pun masih tetap bisa dilakukan dengan mulus. Sesekali ketika lelah Microsoft Surface Pro bisa juga menjadi alat pemutar film-film HD.

Microsoft Surface Pro

Kesimpulan

Meski dengan beberapa kelemahan dan “bug” namun Microsoft Surface Pro bisa dikatakan sebagai sebuah produk yang sukses dan jeli mencermati kebutuhan pasar. Lebih-lebih mengingat bahwa ini adalah komputer pertama yang dibuat oleh Microsoft maka tak pelak lagi acungan dua jempol layak diberikan pada perusahaan tersebut.

Sama halnya dengan Surface RT, lagi-lagi harga adalah isu terbesar dari Microsoft Surface Pro sebab dengan harga saat ini Surface Pro berhadapan langsung dengan MacBook Air 11 inch. Namun bagi penggemar atau mereka yang setidaknya lebih familiar dengan sistem operasi Windows tentu pilihan sudah jelas jatuh pada Microsoft Surface.

Bagi konsumen yang lebih familiar dengan OS Windows tentu kehadiran Surface Pro bukan hanya kabar baik karena menawarkan kepraktisan namun sekaligus memberi lebih banyak alternatif pilihan sebelum memutuskan membeli sebuah komputer.