Sore itu aku berjalan menuju kafe selepas kuliah, tidak ada rencana tertentu hanya duduk-duduk saja untuk ngobrol. Tepat disebelah kafe ada counter kecil yang menjual boneka, biasanya aku tidak terlalu tertarik tapi sore itu aku melihat sebuah boneka yang lucu sekali. Bentuknya seperti landak imut berwarna coklat dalam posisi berdiri dan ada bulu-bulu putih membingkai wajahnya membuatnya semakin lucu.
~ Sejak umur lima tahun, aku tidak pernah lagi dibelikan boneka. Seingatku, aku memang tidak terlalu suka bermain boneka. Ketika aku menginjak remaja, aku mulai melihat boneka sebagai sesuatu yang lucu, tapi aku selalu mengurungkan niat ketika ingin membelinya. Pada akhirnya aku selalu merasa sayang mengeluarkan uang untuk membeli boneka dan memilih membeli buku. Nampaknya aku juga tidak terlihat seperti cewek yang suka boneka, buktinya teman atau pacar waktu di SMA tidak pernah memberi boneka bahkan ketika aku berulang tahun. Biasanya mereka memberi buku, mug, buku lagi, kaos, atau buku yang lain lagi. :senyum:
Sejujurnya keinginan membeli boneka yang mulai muncul di SMP masih terbawa sampai aku kuliah, tapi tidak pernah terwujud. Padahal waktu aku itu, kalau mau aku bisa saja membeli karena aku sudah memiliki penghasilan sendiri dari memberi les privat. Sebenarnya tidak mengherankan kalau tidak ada yang menduga aku suka boneka juga, waktu itu aku tidak menampilkan sisi cewek yang ‘girly’, bahkan aku cenderung tidak memperhatikan penampilan. ~
Keesokan harinya ketika berangkat kuliah, aku sengaja lewat di depan counter boneka itu untuk melihat kelucuannya. Sore harinya ketika bertemu dengan pacarku, aku menceritakan kalau aku melihat boneka landak yang lucu. Ia tertawa saja dan mengatakan tidak menyangka kalau aku suka boneka juga, waktu itu kami baru empat bulan berpacaran.
Setelah itu aku tidak lagi memikirkan boneka itu karena pikiranku tersita oleh berbagai tugas-tugas kuliah. Sampai suatu hari Sabtu, ketika itu aku baru saja mengikuti persekutuan pemuda di gereja, pacarku menjemput dan kami pergi makan berdua. Ketika ia mengantarku pulang dan kami akan turun di depan rumah, ia menahanku dan mengatakan kalau ia punya sesuatu untukku. Kemudian tangannya menjangkau bungkusan di kursi mobil bagian belakang dan menyerahkan padaku. Terkejut dan senang aku membuka bungkusan itu, isinya adalah boneka landak yang kuceritakan padanya beberapa waktu yang lalu. Sambil tersenyum dia mengatakan bahwa sesungguhnya aku tidak setangguh yang terlihat dari luar karena ada sisi lembut yang tidak terlihat, semoga bersamanya aku berani menunjukkan diriku seutuhnya. So sweet… :lovekiss:
Sejak hari itu, boneka itu selalu ada di tempat tidurku. Kupikir waktu aku menikah, boneka landak itu sudah akan berhenti menemani, tapi ternyata aku merasa kehilangan, jadi aku menaruhnya lagi di tempat tidur. Pada awalnya suamiku tidak setuju, tapi akhirnya dia setuju juga. Aku tidak tau dia setuju karena rayuanku atau karena dia yang membelikan boneka itu :melet: . Hari ini sudah sepuluh tahun lebih satu bulan boneka itu menemaniku dan aku masih suka memeluknya, sampai kapan ya?mungkin kalau kami punya baby… :senyum: (Indirani)
Proud wife and mom. Academic Staff at Fakultas Hukum UKSW, a current Melbourne Law Masters Student.
I’m actively search for the positive side of everything ~ Indirani Wicaksono ~
Read more posts by this author here||