“lho…lho…ini Ibu hamil…” masih kuingat jelas ucapan dokter Adi sekitar 3 minggu lalu yang mengejutkan aku dan suamiku. “Hamil dok?!..kok bisa ya?..” sahutku spontan yang kemudian kusadari sebagai ucapan yang konyol. :hmm: Dokter kemudian menunjukkan di layar monitor janin kami yang hari itu berusia 7 minggu. Dengan takjub kami melihat setitik gambar yang berdenyut-denyut di layar monitor. Kata dokter jantungnya sudah terbentuk, berdenyut dan secara keseluruhan perkembangan janin kami baik dan sehat. Kami berdua berpandangan dan tersenyum, walaupun tidak direncanakan dan mengejutkan, mengetahui bahwa aku hamil memberi perasaan bahagia…kami akan memiliki bayi… :gembira:
Beberapa minggu sebelum periksa aku memang sering merasa mual dan lesu, kupikir tekanan darahku sedang turun kerena biasanya jika tekanan darahku turun aku merasa mual dan lesu. Aku tdiak mengkaitkan dengan kemungkinan hamil karena sekali lagi memiliki bayi belum merupakan rencana jangka pendek dalam keluarga kami. Rencana jangka pendek yang kami persiapkan saat ini adalah untuk studi lanjut. Beberapa waktu yang lalu aku sudah diterima di Faculty of Law Melbourne University Australia, saat ini aku sedang menunggu kepastian aplikasi beasiswa dari Dikti. Kami merencanakan berangkat ke Australia berdua, oleh karenanya saat ini yang menjadi prioritas adalah persiapan untuk berangkat berdua ke Australia. Aku memepersiapkan diri untuk studi lanjut dan suami juga mempersiapkan dan mengkondisikan pekerjaannya untuk dibawa kesana.
Kedatangan kami ke dokter kandungan sore itu sebenarnya bukan untuk periksa kehamilan. Sebelumnya aku dicurigai radang indung telur atau usus buntu atau ginjal karena ada nyeri di perut kanan bagian bawah. Nyeri ini pun baru terasa saat aku kontrol rutin di dokter internis dan dokternya menekan-nekan perutku. Selanjutnya aku diminta tes darah dan tes urin. Setelah tes darah dan urin kata dokter di klinik tempat aku periksa, ada kemungkinan radang indung telur atau radang usus buntu ringan. Sore harinya suami mengajakku ke dokter kandungan untuk memastikan apakah ada radang indung telur. Disanalah kemudian kami mendapat kejutan yang menyenangkan.
Sore itu keluar dari ruang periksa dokter kandungan, kami berdua tidak berhenti tersenyum, rasanya luarbiasa mengetahui aku hamil. Kami berdua terkejut, bersemangat, bersyukur, dan sangat bahagia. Saking semangatnya kami langsung membeli susu untuk ibu hamil, yang kemudian tidak jadi terminum karena perutku tidak bisa menerimanya. :swt3:
Kami berdua sadar bahwa ada janin yang berkembang dalam kandunganku akan membawa perubahan dalam kehidupan kami. Namun, kami menerima bahwa adanya janin ini juga karena campur tangan Tuhan, oleh karenanya perubahan apapun kami percaya kami akan baik-baik saja. (Indirani Wauran-Wicaksono)
Proud wife and mom. Academic Staff at Fakultas Hukum UKSW, a current Melbourne Law Masters Student.
I’m actively search for the positive side of everything ~ Indirani Wicaksono ~
Read more posts by this author here||
Comments are closed.