Sebuah sistem yang efektif dan efisien berperan vital bagi organisasi apapun untuk mencapai tujuan serta meningkatkan kinerja. Namun, manakala sistem tersebut rusak atau bobrok baik secara sengaja (dirancang bobrok sejak awal) maupun tidak, maka organisasi berpotensi menghadapi berbagai masalah dan hambatan. Lebih parah lagi ketika sistem rusak tersebut sengaja dimanfaatkan oleh orang-orang dengan niat buruk di dalam organisasi, maka konsekuensi yang muncul bakal lebih serius dan berdampak luas.

Sistem yang Bobrok (a Broken System)

Sistem yang rusak (broken system) dalam sebuah organisasi muncul dalam berbagai rupa seperti sistem manajemen yang tidak efektif, sistem pengawasan yang lemah, atau kekuasaan yang terlalu besar pada salah satu perangkat dalam struktur organisasi.

Menurut teori sistem, sebuah sistem yang efektif harus memiliki beberapa karakteristik, seperti kemampuan untuk mencapai tujuan, kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, dan kemampuan mempertahankan stabilitas (Katz & Kahn, 1978). Namun ketika sistem tersebut rusak maka tentulah karakteristik tersebut tidak terpenuhi, sehingga organisasi segera mendapati dirinya bergumul dengan persoalan.

Dampak dari Sistem yang Rusak

Sebuah sistem yang rusak, baik yang sengaja dirancang maupun tidak sama-sama berpotensi mengarah pada dampak signifikan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hogan & Holland (2003), sistem yang rusak berpotensi membawa organisasi pada situasi penurunan kinerja, peningkatan biaya, dan bahkan pada akhirnya penurunan kepuasan pelanggan. Lebih parah lagi, sistem yang rusak dapat juga menyebabkan hilangnya kepercayaan pelanggan yang tentu saja pada akhirnya melukai reputasi organisasi.

Orang-orang dengan Niat Buruk (Broken Persons)

Orang-orang dengan niat buruk (broken persons) di dalam organisasi umumnya terwujud dari satu atau lebih individu yang memiliki motivasi untuk mencapai tujuan pribadi dengan cara-cara yang tidak etis atau bahkan ilegal. Mereka memanfaatkan sistem yang rusak untuk mencapai tujuan mereka, sehingga kerusakan yang terjadi bisa menjadi lebih parah.

Meminjam sebuah teori psikologi, orang-orang dengan niat buruk biasanya memiliki beberapa karakteristik seperti kemampuan untuk memanipulasi orang lain, kemampuan menipu dan kemampuan untuk memanfaatkan kelemahan orang lain (Christie & Geis, 1970). Ketika mendapati sebuah sistem yang rusak, dengan segera individu-individu semacam ini akan mengeksploitasinya demi mencapai tujuan pribadi dengan lebih mudah.

Dampak dari Orang-orang dengan Niat Buruk

Dampak dari orang-orang dengan niat buruk bisa menjadi sangat signifikan. Sama buruknya dengan dampak kerusakan sistem itu sendiri bagi sebuah organisasi, pada penelitian berbeda Trevino & Weaver (2003) lagi-lagi menemukan bahwa orang-orang dengan niat buruk dapat menyebabkan kerusakan yang serius dan berujung pada kerusakan citra organisasi.

When a Broken System Meets Broken Persons: Leads to Serious Disasters Without The Right Manner

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jones (1991), kesadaran etis sangat penting untuk meningkatkan kinerja organisasi. Ketika individu dengan niat buruk memanfaatkan kelemahan sistem, maka kesadaran etis dapat membantu organisasi tersebut untuk mengurangi dampak negatif dari fenomena tersebut.

Untuk mengatasi fenomena “When a Broken System Meets Broken Persons” ini, organisasi perlu melakukan beberapa hal seperti memberi teguran dan hukuman bagi individu yang kerusakan sistem agar persebaran kerusakan tidak terus meluas, memperbaiki sistem yang rusak, meningkatkan pengawasan dan meningkatkan kesadaran etis.

Bahkan kalau perlu pada tingkat tertentu perlu menyingkirkan individu-individu yang tidak etis dan terbukti memanfaatkan kelemahan sistem demi pencapaian tujuan pribadinya. Dengan demikian diharapkan organisasi tersebut dapat mencegah terjadinya fenomena serupa dikemudian hari.

Referensi

Christie, R., & Geis, F. L. (1970). Studies in Machiavellianism. Academic Press.

Hogan, J., & Holland, B. (2003). Using theory to evaluate personality and job-performance relations: A socioanalytic perspective. Journal of Applied Psychology, 88(1), 100-112.

Jones, T. M. (1991). Ethical decision making by individuals in organizations: An issue-contingent model. Academy of Management Review, 16

Katz, D., & Kahn, R. L. (1978). The social psychology of organizations (2nd ed.). Wiley.