Catatan bertanding Chelsea F.C. hingga saat ini dengan enam kali kemenangan, sekali seri dan belum terkalahkan dalam enam pertandingan awal Barclays Premier League tentu adalah kabar yang menggembirakan bagi fans klub ini di belahan dunia manapun. Meski musim kompetisi masih sangat panjang namun setidaknya start awal yang meyakinkan tentu memberi cukup harapan tentu selama konsistensinya bisa terus terjaga hingga akhir musim kompetisi nanti.
Selama di Melbourne kami selalu memperhatikan prakiraan cuaca untuk menentukan pakaian, perlengkapan dan aktivitas esok harinya. Meski selama ini prakiraan tersebut hampir 90% tepat namun hari Sabtu kemarin kami memilih untuk tidak memercayai prakiraan cuaca.
Memperhatikan prakiraan cuaca di Melbourne bisa dibilang sebagai sebuah “kewajiban”, karena cuaca di sini bisa berubah dengan sangat cepat. Sesaat panas tiba-tiba hujan atau sebaliknya. Malahan pernah suatu hari dalam perjalanan kami terjebak hujan es (bukan salju) hingga harus segera mencari tempat berlindung, namun tak sampai sepuluh menit kemudian angin kencang menyapu hujan dan tiba-tiba matahari bersinar dengan cerahnya seolah tak pernah terjadi hujan sebelumnya.
Begitulah Melbourne, dan seringkali membingungkan terutama dalam menentukan pakaian apa yang hendak dipakai hari itu. Apakah cukup t-shirt dan celana jeans? Haruskah membawa jaket? Atau bahkan perlu membawa payung dan jas hujan? Itulah sebabnya memperhatikan prakiraan cuaca menjadi hal penting meski tak selalu tepat. Loh… apa hubungannya dengan Chelsea F.C. dengan cuaca Melbourne?
Jawabnya: tidak ada! Lalu kenapa paragraf pertama menyebut soal Chelsea F.C? Entahlah, saya hanya sedang tidak punya ide untuk membuka tulisan kali ini… :lol:
Tapi bukan sama sekali tidak ada, karena pada hari Sabtu lalu kami pergi ke pantai lain yang ada di sekitar Melbourne juga yaitu Chelsea Beach. Meski namanya sama-sama Chelsea namun tidak ada hubungan antara Chelsea Beach dengan Chelsea F.C.
Walau demikian ada sebuah fakta unik, pantai Chelsea yang terletak di suburb Chelsea memiliki klub AFL atau football Australia yang bernama Mornington Peninsula Nepean Football League. Klub ini memiliki seorang pemain legendaris bernama Leigh Matthews yang ketika masih remaja pernah bermain untuk tim yunior Chelsea F.C.
Yah… meski sedikit maksa namun memang hanya fakta itulah satu-satunya yang menghubungkan Chelsea di Victoria dengan Chelsea F.C di London.
Kembali ke soal cuaca… Bureau of Meteorology sudah menyebut bahwa pada hari Sabtu, 29 September kemarin Melbourne akan diguyur hujan disertai angin kencang antara 25-30 km/jam. Mengacu para prakiraan tersebut maka kami sudah mengurungkan agenda “berpetualang” di sekitar Melbourne yang sudah jadi agenda rutin kami setiap akhir pekan sejak datang di Melbourne.
Awalnya kami berencana hanya akan keluar untuk berbelanja kebutuhan harian sekaligus membeli perlengkapan-perlengkapan untuk baby Jethro yang akan lahir awal November lagi.
Namun ketika bangun pagi dan membuka jendela kamar, matahari tampak bersinar cerah. Memang suhu saat itu adalah 4°C dan angin bertiup sangat kencang, tapi lagi-lagi matahari sangat cerah. Sambil menyantap sereal untuk sarapan pagi kami berdiskusi dan memutuskan untuk menunda agenda belanja dan berangkat ke pantai Chelsea.
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa pantai ini terletak di suburb Chelsea yang jaraknya sekitar 28 km dari pusat kota Melbourne. Lagi-lagi kereta menjadi pilihan kami untuk menuju ke lokasi. Kereta berangkat dari Flinders St. Station menuju ke Frankston, namun karena tujuan kami adalah Chelsea Beach maka kami turun di Chelsea Railway Station.
Lokasi kali ini cukup jauh, perjalanan dengan kereta api dari Flinders ke Chelsea memakan waktu kurang lebih empat puluh menit. Cuaca masih cerah ketika kami sampai di Caulfield station, namun setelah itu matahari berangsur menghilang sementara melihat gerakan pohon-pohon yang tampak dari jendela kereta angin rupanya bertiup semakin kencang. Bahkan sejak memasuki Highett langit benar-benar gelap, mobil-mobil di jalan bahkan mulai menghidupkan lampu. :hmm:
Yah… batal sudah bayangan kami menikmati akhir pekan di pantai Chelsea melepaskan diri dari kesibukan dan rutinitas selama satu minggu kemarin :nangis: . Sampai di stasiun Chelsea cuaca tak sedikitpun membaik, suhu saat itu adalah 8°C bahkan kini bukan hanya langit gelap dan angin kencang yang harus diwaspadai namun juga disertai hujan.
Berhubung sudah menempuh perjalanan satu jam akhirnya kami memaksa menuju pantai Chelsea. Ternyata suasana pantai jauh dari menyenangkan, sebaliknya terasa dingin dan mengerikan karena ditutup awan mendung disertai hujan dan angin kencang sehingga ombak bergulung-gulung dengan liarnya.
Sayang sekali padahal jika cuaca cerah tampaknya pantai ini cukup menyenangkan dipilih sebagai tempat berlibur. Di dekat pantai tampak taman bermain anak-anak, dan disekitarnya pun cukup banyak kafe, toko dan supermarket.
Akhirnya kami hanya sekedar berfoto-foto di tengah cuaca buruk dan untuk berdiri ketika berfoto pun tidak mudah karena angin sangat kencang sehingga kami berkali-kali terhuyung didorong angin.
Mudah-mudahan lain waktu saat cuaca cerah kami bisa kembali berkunjung dan menikmati keindahan pantai Chelsea. Meski nampaknya kemungkinannya kecil mengingat kami hanya punya waktu saat akhir pekan atau hari libur dan saat ini usia kehamilan istri sudah semakin tua sehingga perjalanan ke Chelsea rasanya terlalu jauh.
Setidaknya kami sudah sempat melihat, berfoto dan punya kenangan untuk dikenang dan diceritakan ke anak kami nantinya bagaimana ketika masih dalam kandungan dia diajak ke pantai dalam kondisi hujan, dingin dan angin kencang :silau: .
Selesai berfoto kami akhirnya memutuskan pulang ke City. Kereta menuju ke City cukup padat karena hari Sabtu malam adalah malam Grand Final AFL yang berlokasi di MCG. AFL bisa diibaratkan seperti sepak bola di Eropa atau Brazil dan NFL di AS. Baik anak-anak sampai embah-embah, pria ataupun wanita di Aussie hampir semuanya penggemar berat AFL. Sebuah permainan yang menurut saya seperti percampuran antara American Football dengan soccer (sepak bola).
Secara kontras, begitu sampai di stasiun Richmond dimana stadion MCG berada hampir seluruh penumpang turun. Sehingga dari Richmond hingga ke Flinders seolah satu gerbong hanya milik kami berdua… eh bertiga sama baby Jehtro… :melet:
Akhirnya kami kembali ke City, dan yang membuat penasaran adalah cuaca di City saat itu sangat cerah dengan matahari bersinar menggoda… kami jadi bertanya-tanya apakah cuaca di Chelsea saat ini juga sudah berubah menjadi cerah? Andaikata tadi kami menunggu beberapa saat lagi di Chelsea akankah kami bisa menikmati keindahan pantai Chelsea? Sebuah pertanyaan yang takkan pernah kami temukan jawabnya… :hmm2:
Contents
Mooncake Festival 2012 dan Korean Twist Potato
Mooncake Festival adalah perayaan yang rutin diadakan oleh warga China termasuk yang tinggal dan menetap di Melbourne. Di Melbourne acara ini diadakan di Queen Street tepatnya di dalam Queen Victoria Market.
Apa hubungannya Chelsea F.C., pantai Chelsea dan Mooncake Festival? Lagi-lagi jawabnya tidak ada! :peace:
Berhubung cerita di pantai Chelsea dan Mooncake Festival tidak cukup panjang maka daripada bikin dua posting saya jadikan satu saja dalam satu postingan…. itulah satu-satunya hubungan antara keduanya…
Selain pertunjukan seni dan beladiri yang paling menarik dari acara ini justru adalah Asian street food-nya dimana bisa diketemukan stand-stand yang menjual berbagai jenis makanan Asia. Meski resminya adalah perayaan warga China namun seni yang dipertunjukkan bukan hanya dari China melainkan dari negara-negara Asia lain termasuk Indonesia.
Demikian pula makanan yang dijual di stand-stand bukan hanya makanan China namun ada juga Jepang, Korea, India dan lagi-lagi Indonesia. Lucunya meski ada pertunjukan seni Indonesia dan stand makanan Indonesia tak satupun dari mereka yang adalah orang Indonesia. Beberapa orang Indonesia yang kami lihat di sini sekedar pengunjung, termasuk kami berdua :cerutu: .
Bicara soal makanan yang paling laris adalah Korean Twist Potato, kentang utuh yang dipotong tanpa terputus dan ditusuk seperti sate kemudian diberi bumbu. Bumbu disesuaikan dengan permintaan pembeli mulai dari rasa keju, ayam, hot spicy, original dan sebagainya.
Korean Twist Potato menyedot perhatian banyak orang, ketika datang kami pun penasaran dengan banyaknya orang berseliweran dengan membawa “sate aneh” :hmm: . Setelah berkeliling beberapa saat akhirnya kami temukan juga stand dengan antrian terpanjang yang ternyata menjual “sate aneh” ini. Barulah kami tahu namanya Korean Twist Potato setelah mendekat ke stand tersebut.
Karena padatnya antrian di stand ini maka ketika kami akhirnya berhasil memesan kami mencari spot yang tidak terlalu ramai untuk menikmati Twist Potato rasa ayam dan spicy hot. Spot itu kebetulan di sebelah stand yang menjual kerang. Saat sedang asyik makan saya dengar pembicaraan dua orang di belakang kami yang bisa saya lihat dari pantulan pintu mobil yang ada dihadapan kami bahwa mereka adalah sepasang kakek dan nenek.
Dari pembicaraan yang “tak sengaja” tertangkap oleh telinga saya Si nenek rupanya penasaran dengan makanan yang kami makan dan si kakek mendekati stand penjual kerang yang ada di situ. Dipikirnya di situlah kami membeli Twist ini, lalu si kakek kembali kepada si nenek dan menjawab kalau bukan di situ yang menjual “something with the stick” seperti yang kami makan. Lah berhubung lagi asyik makan dan mereka juga tidak secara langsung bertanya ke kami ya sudah kami lanjutkan makan toh nanti pasti mereka juga akan menemukan stand Twist Potato…. :peace:
God is going to take care of us, whether or not we can see down the road.
He will not let us walk in darkness and leave us there alone.
He will not let us walk to a place and abandon us ~The Wicaksonos~