Sepanjang minggu dan akhir pekan lalu hari-hari kami diisi dengan kesibukan dalam rangka pindah ke apartemen baru. Mulai dari memindahkan barang-barang secara bertahap, berbelanja furniture di IKEA, menata apartemen baru sampai belanja kebutuhan sehari-hari.
Setelah semua kesibukan tersebut berakhir maka kami memutuskan melanjutkan “petualangan” kami di Melbourne dengan mengunjungi tempat-tempat menarik yang ada di sekitar kota ini. Akhirnya kami memutuskan pantai Brighton sebagai tujuan kami di akhir pekan kali ini.
Dari semua tempat yang sudah kami kunjungi selama di Melbourne hanya pantai Brighton-lah yang belum pernah saya kunjungi saat ke Melbourne 15 tahun yang lalu.
Sering saya melihat foto pantai ini baik dari brosur wisata, buku panduan wisata maupun buku fotografi dan baru kali ini benar-benar melihatnya secara langsung.
Seperti biasa kami menggunakan transportasi publik untuk mencapai lokasi tersebut. Lokasi ini bisa dicapai dengan menggunakan kereta dari Flinders Station yang menuju ke Sandringham dan nantinya turun di stasiun Brighton Beach. Perjalanan dari Flinders Station ke Brighton Beach Station memakan waktu kurang lebih 20 menit.
Keluar dari stasiun Brighton Beach Anda sudah bisa melihat salah satu bagian dari pantai di Brighton.
Sebelum menuju ke pantai banyak juga taman-taman indah yang bisa dikunjungi di Brighton ini. Brighton sendiri merupakan kawasan elit di Melbourne yang terletak sekitar 12 km dari pusat kota.
Terpisah oleh jalan Anda bisa melihat rumah-rumah mewah yang menghadap ke pantai di sepanjang jalan Esplanade. Bukan hanya rumah pantai mewah, di suburb Brighton ini juga banyak terdapat restauran kelas mahal dan pusat perbelanjaan yang menjual barang-barang bermerek. Kalau Collins Street sering disebut sebagai “Paris-nya Australia” maka boleh dibilang Brighton adalah “Miami-nya Australia”.
Hari ini kami berangkat dari Stasiun Flinders dengan kereta pukul 09.12 pagi dan tiba di stasiun Brighton Beach sekitar pukul 09.35. Berbeda dari biasanya dimana tempat-tempat yang kami kunjungi sudah pernah saya kunjungi jadi tidak sulit menemukan lokasinya. Kali ini saya benar-benar buta tentang tempat ini.
Kami turun di stasiun bersama dengan satu pasangan lain yang sudah berumur, sekitar 60 tahunan. Tampaknya mereka berdua juga turis, jadi ketika turun di stasiun kami sama-sama segera mengeluarkan smartphone untuk mengecek peta.
Karena merasa lebih muda dari si kakek saya tak mau kalah, meski belum benar-benar selesai membaca peta saya langsung menutup Nokia Lumia saya dan memasukkannya ke saku jaket :semangat!: .
Ketika istri saya bertanya “Sudah ketemu jalannya?” Saya bilang “Pokoknya kita keluar dulu aja dari stasiun”.
Si kakek di belakang sepertinya masih bingung dan ketika kami berdua jalan mereka pun mengikuti meski dari wajahnya saya yakin si kakek belum menemukan jalan di peta.
Dengan langkah yakin sambil berdoa dalam hati berharap tidak kesasar dan malu saya terus melangkah… :swt2: untunglah begitu keluar dari stasiun bentangan pantai Brighton sudah langsung terlihat… tinggal menyeberang jalan sampailah kami ke sana.
Saya tertawa bangga dalam hati karena tidak tersesat sekaligus sukses menjadi “pemandu” bagi kakek-nenek di belakang kami… :gembira:
Pantai di Brighton terkenal karena “bathing box”-nya yang berwarna-warni memberikan daya tarik tersendiri bari para wisatawan. Meski masing-masing memiliki warna yang berbeda namun semua memiliki ukuran yang sama, jadi paduan antar “bathing box” terlihat sangat menarik.
Bathing box di pantai Brighton totalnya berjumlah 82 kotak dan merupakan bathing boxes yang masih tersisa dan dipertahankan di Australia. Meski bernama “bathing box” namun konon rumah-rumahan berwarna-warni ini tidak sekedar difungsikan sevagai tempat berganti pakaian renang namun juga sebagai tempat berteduh, makan dan beristirahat di tepi pantai.
Sedemikian menariknya warna-warni rumah-rumahan kecil di sepanjang pantai ini hingga foto dan gambarnya bisa diketemukan di berbagai brosur, website ataupun buku-buku fotografi. Selama berada di sini kami juga melihat banyak pengunjung yang menyempatkan diri berfoto-foto hampir di setiap box mengingat masing-masing memiliki corak warna dan daya tarik yang berbeda satu sama lain.
Tertarik memiliki salah satu bathing box ini? Sayangnya bathing box ini hanya bisa dijual dan dimiliki oleh penduduk lokal. Harganya pun tidak main-main, satu unitnya dihargai antara AU$100,000-200,000 :mataduitan:
Jika di pantai St. Kilda Anda bisa menikmati makan di kafe-kafe dengan pemandangan langsung ke pantai dan di Williamstown bisa ditemukan kafe-kafe di jalan sekitar lokasi maka situasi yang sama tidak terjadi di Brighton.
Saat berada di sini kami hanya melihat satu van yang menjual hotdog, ice cream dan minuman panas itupun sayangnya sedang tutup. Pilihan lain hanya ada di stasiun atau kafe dan restauran mahal yang letaknya juga cukup jauh. Karena itu ada baiknya jika berkunjung ke pantai ini terlebih dahulu mempersiapkan bekal minum dan makan siang dari rumah.
Rata-rata pengunjung yang menghabiskan waktu cukup lama di pantai Brighton memang membawa bekal sendiri. Bahkan tak jarang yang membawa perlengkapan piknik lengkap termasuk meja dan kursinya.
Lagi-lagi susah membandingkan antara Williamstown, St. Kilda dan Brighton. Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda, jadi idealnya semua dikunjungi. Tapi jika waktu Anda terbatas dan tidak bisa mengunjungi ketiganya maka pilihannya tergantung pada aktivitas apa yang hendak dilakukan di pantai.
Jika Anda suka duduk-duduk di tepi laut dengan taman di sekitarnya tanpa ingin bermain di pasir, menyaksikan perahu dan kapal kecil berlalu lalang sesekali kemudian ingin berjalan-jalan di kafe-kafe bernuansa klasik maka Williamstown adalah lokasi yang sesuai.
Kalau Anda ingin kegiatan yang lebih aktif seperti bersepeda, jogging, berenang dan sesekali bermain atau beristirahat di pasir pantai maka St. Kilda lebih sesuai.
Bagaimana dengan Brighton? Meski tersedia jalur jogging dan bersepeda namun jalurnya terpisah dari pantai. Karena itu pantai Brighton ideal jika Anda ingin berenang, berjemur dan bersantai di tepi pantai tanpa ingin terganggu oleh lalu lalang orang jogging ataupun bersepeda. Jika Anda mengajak anak-anak ke pantai, maka Brighton juga merupakan lokasi ideal asal tidak lupa membawa bekal makanan dari rumah.
Satu-satunya kekurangan adalah jarak tempuh dari stasiun ke pintu masuk Brighton Beach cukup jauh dan itupun melewati jalur yang sama dengan sepeda dan jalur jogging. Padahal tidak alternatif lain dari stasiun kereta menuju ke lokasi selain berjalan kaki, kecuali Anda menggunakan mobil sendiri.
Tapi semua itu sepadan dengan ketenangan dan keindahan yang akan diberikan pantai Brighton. O ya, sama seperti St. Kilda, jika Anda tidak menikmati berada satu pantai dengan anjing maka pilihlah bulan November hingga Maret untuk berkunjung ke pantai.
Di luar bulan-bulan itu anjing diijinkan masuk ke pantai jadi kadang cukup mengganggu jika Anda memiliki makanan. Mereka cukup peka terhadap bau makanan, untunglah anjing-anjing di sini cukup terlatih jadi mereka hanya akan mendekati dan duduk manis di dekat Anda sambil berharap diberi makanan tanpa mengendus-endus Anda atau makanan yang Anda bawa.
OK sekian dulu catatan perjalanan kami ke Brighton Beach… kemana kami akhir pekan depan? Tunggu saja!
God is going to take care of us, whether or not we can see down the road.
He will not let us walk in darkness and leave us there alone.
He will not let us walk to a place and abandon us ~The Wicaksonos~