Tererai Trent percaya semua berawal dari mimpi. Mimpi seorang Tererai Trent ditulis dalam secarik kertas lusuh, dibungkus plastik, dimasukkan ke dalam kotak kaleng kecil, dipendam dalam tanah dan diatasnya ditutup dengan batu, di suatu desa terpencil di Zimbabwe.

Saya terpesona dengan ceritanya yang diputar dalam acara Oprah Winfrey Show October 2009. Tererai Trent adalah seorang perempuan yang tinggal di sebuh desa terpencil di Zimbabwe. Disana, hanya anak laki-laki yang diperbolehkan sekolah. Ia mendengar ayahnya berkata bahwa anak laki-laki yang harus dididik karena mereka yang akan menafkahi keluarga, sedangkan anak perempuan akan menikah. Hati Tererai Trent sakit mendengar kata-kata itu. Untung bagi Tererai Trent karena kakaknya mengijinkan ia mengerjakan PR kakaknya, itu adalah kesempatan Tererai Trent untuk belajar. Ia kemudian menjadi sedikit perem Namun pada usia 11 tahun ia dinikahkan, dan pada usia 18 tahun ia sudah memiliki 3 orang anak. Tererai Trent

Suatu ketika ada seorang relawan bernama Jo Luck dari sebuah organisasi kemanusiaan internasional yang datang kesana. Tererai Trent datang dalam pertemuan yang diadakan. Mereka duduk dalam sebuah lingkaran di alam terbuka, duduk di tanah beralaskan batu-batuan. Waktu itu Tererai Trent ditanya oleh Jo Luck, “apa harapan dan mimpi-mu?”. Dengan lugu Tererai Trent menjawab, “Apakah aku boleh bermimpi?”. Kemudian Jo Luck menjawab bahwa Tererai Trent boleh bermimpi, dan yakin bahwa mimpi itu pasti bisa terwujud. Inilah percakapan yang merubah hidup Tererai Trent.

Pulang dari pertemuan itu, ia bercerita pada Ibunya, jika ada seorang yang berkata bahwa mimpinya dapat terwujud. Kemudian Ibunya menyarankan Tererai Trent untuk menuliskan mimpinya pada selembar kertas kemudian menguburkannya di tanah dan menutupnya dengan batu. Ibu Tererai Trent berkata bahwa batu itu akan terus memanggil Tererai Trent ke mimpi-mimpinya. Tererai Trent bermimpi untuk pergi ke Amerika, mendapatkan gelar sarjana, master dan doktor disana.

Pada saat kisahnta ditayangkan Oprah Winfrey Show, ia sudah pindah ke Amerika dan seorang kandidat Ph.D. Mimpi-mimpinya terwujud satu persatu. Setiap kali mimpinya terwujud, ia kembali ke tulisan yang ia pendam di Zimbabwe dan memberi tanda pada kertas mimpinya. Tererai Trent pecaya bahwa semua diawali dengan mimpi.

Pada tayangan tadi tidak cukup waktu untuk menceritakan detail kehidupan Tererai Trent. Bagaimana ia dengan lima orang anak dan suaminya berangkat ke Amerika, atau bagaimana ia menyelesaikan studinya, atau bagaimana ia mengambil gelar master sambil bekerja di dua tempat dan merawat suaminya yang mengidap AIDS. Singkat cerita mimpi-mimpinya terwujud, semua yang ia raih berawal dari mimpi.

Saya terpesona oleh ceritanya, seorang yang tinggal di negara miskin, lingkungan yang bahkan tidak memberi kesempatan bagi perempuan untuk bersekolah, berani bermimpi meraih pendidikan paling tinggi. Menurut saya ini adalah sebuah keberanian. Bermimpi membutuhkan keberanian dan tidak semua orang berani bermimpi. Tererai Trent memberi contoh dan menginspirasi banyak orang untuk menjadi pribadi yang berani. Tentu saja mimpi yang saya maksudkan disini adalah harapan, cita-cita, dan keinginan untuk maju.

Berani bermimpi berarti berfokus pada apa yang kita harapkan. Fokus tidak diarahkan pada lingkungan dan halangan yang mungkin menghadang. Seperti, Tererai Trent ia menuliskan mimpinya tanpa memusatkan pikiran pada situasi dan lingkungan dimana ia tinggal. Tererai Trent memusatkan perhatiannya pada mimpinya dan terus yakin bahwa mimpinya pasti akan tercapai.

Bermimpi berarti juga berani mengambil keputusan untuk terus mengarahkan pikiran, perasaan dan energi pada mimpi itu. Mengambil keputusan untuk menyisihkan, mengabaikan, dan mendiamkan kata-kata yang dapat membuat mimpi kita terasa sebagai sesuatu yang susah dicapai atau bahkan tidak mungkin dicapai. Kata-kata melemahkan tersebut dapat bersumber dari diri sendiri, orang lain, atau pendapat lingkungan.

Memperhatikan kata-kata negatif, akan menimbulkan keraguan dan keraguan tidak akan membawa pada kondisi tercapainya harapan dan cita-cita. Tidak memberi perhatian pada hal-hal yang melemahkan adalah salah satu cara meraih impian. Ini dibutuhkan kedisiplinan diri, karena kadangkala lebih mudah membiarkan diri terlarut pada hal-hal tersebut, apalagi jika lingkungan mempercayai hal-hal melemahkan itu.

Oleh karenanya sekali lagi, bermimpi membutuhkan keberanian. Sama seperti Tererai Trent, saya juga meyakini bahwa semua berawal dari mimpi. Saat ini saya berusaha untuk membiasakan mendisiplin diri mengarahkan pada hal-hal positif yang akan menguatkan keyakinan saya bahwa mimpi-mimpi saya akan tercapai.

Terinspirasi oleh Tererai Trent yang percaya semua berawal dari mimpi. Setiap orang bisa bermimpi, setiap orang boleh bermimpi, dan setiap orang hendaknya percaya pada mimpinya, yakin bahwa mimpinya dapat tercapai. (Indirani)

  Copyright protected by Digiprove © 2011