Hambatan-hambatan yang sering ditemukan ketika memulai sebuah usaha acapkali memang justru berpotensi membuka berbagai peluang baru. Meski demikian calon wirausahawan juga harus menyadari bahwa keputusan-keputusan tertentu yang diambil pada saat memulai sebuah usaha akan membawa dampak bagi usaha tersebut di masa mendatang.

Beberapa keputusan tersebut diantaranya adalah keputusan yang berkaitan dengan:

Contents

Kemitraan

Jika diamati, umumnya perusahaan-perusahaan yang memulai dari nol dan mencapai sukses dikemudian hari didirikan oleh setidaknya dua mitra (co founders). Sebaliknya jarang sekali perusahaan yang didirikan seorang diri dari nol bisa berhasil dan berkembang menjadi sebuah organisasi yang besar dan kuat dikemudian hari.

Google, Microsoft, Apple adalah tiga diantaranya. Kemitraan memungkinkan kombinasi antara dua keahlian yang berbeda sekaligus memungkinkan situasi diskusi yang saling mengkritisi dan membangun sebelum sebuah ide atau keputusan dieksekusi. Bukan hanya itu, beban dan stress yang dihadapi ketika membangun usaha juga terasa lebih ringan karena tidak ditanggung seorang diri.

Hubungan antar mitra hendaknya dibangun dalam kondisi saling percaya dan masing-masing memiliki otoritas yang setara satu sama lain. Selain itu perlu dipertimbangkan untuk mencari mitra dengan latar belakang ilmu/keahlian yang berbeda dengan tujuan saling melengkapi.

Membangun sebuah usaha tanpa mitra adalah tindakan yang beresiko tinggi, namun memilih mitra yang salah juga berpotensi menimbulkan konsekuensi yang sama buruknya. Karenanya memilih mitra tidak bisa dilakukan sembarangan.

Nilai-nilai dan budaya organisasi

Nilai dan budaya sebuah organisasi seringkali tercipta secara tidak sengaja ketika sebuah organsasi/usaha dirintis. Nilai-nilai tersebut biasanya merupakan cerminan dari individu-individu yang ada di dalamnya.

Perlu diwaspadai bahwa kultur yang salah bisa memberi dampak buruk pada sebuah usaha dimasa yang akan datang. Pola pikir egois yang mengedepankan bidang tertentu misalnya pada kemudian hari berdampak pada menurunnya efisiensi dan produktivitas organisasi jika tidak segera diatasi.

Memulai UsahaSebagai contoh masalah paling klasik adalah pola pikir departemen R&D yang cenderung yakin bahwa produk yang baik akan mampu terjual dengan sendirinya tanpa peran departemen pemasaran ataupun penjualan. Sementara departemen pemasaran berpikir bahwa seburuk apapun sebuah produk akan tetap diterima pasar selama strategi dan taktik pemasarannya tepat. Atau departemen penjualan yang meyakini bahwa tenaga penjual yang baik adalah solusi bagi produk yang buruk.

Hal-hal semacam inilah yang perlu diantisipasi sejak dini agar tidak membudaya dan pada akhirnya memengaruhi produktivitas organisasi secara terus menerus dikemudian hari.

Lokasi usaha

Meski bagi beberapa orang dianggap terlalu dini mendiskusikan lokasi ketika memulai sebuah usaha, kenyataannya tidak demikian. Lokasi sebuah usaha sangat berkaitan dengan mata rantai distribusi, pola perekrutan karyawan, budaya organisasi dan penggunaan sumber daya yang ada di lingkungan tersebut.

Investor

Sama halnya dengan lokasi, penentuan dan pengelolaan investor juga perlu dilakukan sedini mungkin. Investor hendaknya tidak hanya dilihat sebagai solusi terhadap masalah modal, sebab suka tidak suka mereka akan turut menentukan arah perusahaan. Karena itu pastikan bahwa calon investor memiliki visi yang selaras dengan visi perusahaan, dan bukan semata-mata karena jumlah uang yang ditawarkan saja.