Setelah akhir pekan lalu kami melepas penat di Williamstown, akhir pekan kali ini kami memilih St. Kilda sebagai tempat berlibur. Sama halnya dengan Williamstown, St. Kilda adalah sebuah suburb yang bernuansa pantai.
Meski sama-sama berada di tepi laut namun Williamstown dan St. Kilda memiliki karakteristik yang berbeda. Kalau Williamstown bernuansa pelabuhan, St. Kilda memiliki daerah pantai berpasir yang memungkinkan pengunjung untuk melakukan berbagai aktivitas mulai dari bermain pasir, berenang, mengambil foto ataupun sekedar berjemur. Tak sedikit pula yang melakukan aktivitas seprti jogging, bersepeda atau bemain skateboard.
Jika itu masih belum cukup menarik bagi Anda maka deretan kafe-kafe yang ada bisa menjadi alternatif lain. Selain menyajikan berbagai menu dan masakan yang tak diragukan cita rasanya, kafe-kafe ini juga menyuguhkan keindahan pemandangan pantai St. Kilda.
Pada bulan-bulan seperti ini banyak juga pengunjung yang membawa anjing peliharaannya untuk bermain-main di tepi pantai.
Sama seperti tempat lain di Melbourne, menuju ke St. Kilda menggunakan kendaraan umum sangatlah mudah. Hari ini kami memilih tram sebagai sarana transportasi menuju ke sana. Karena tinggal di Preston maka perjalanan di mulai dengan tram rute 86 dari stop 46.
Sampai stop 3 (William St/Bourke St) perjalanan dilanjutkan dengan tram rute 96 yang menuju ke St. Kilda Beach. Berhubung hari ini adalah hari libur maka tram menuju St. Kilda sangat padat. Meski harus berdiri namun kenyamanan transportasi publik di sini jauh lebih nyaman ketimbang di Indonesia.
Pada akhir pekan dan hari libur memang kendaraan umum ke tempat-tempat wisata cukup padat. Masyarakat di sini memiliki kebiasaan yang sangat berbeda dengan di Indonesia. Kalau sebagian msayarakat di Indonesia memilih mall dan pusat perbelanjaan sebagai tujuan saat berakhir pekan, masyarakat di sini justru sebaliknya.
Pada Jumat malam sepulang kerja atau Sabtu pagi mereka memadati pusat perbelanjaan untuk belanja kebutuhan sehari-hari namun selepas itu mereka menghabiskan waktu di taman, pantai atau tempat rekreasi lainnya. Jadi kalau di Indonesia pusat perbelanjaan memiliki jam buka lebih panjang ketimbang hari-hari biasa, sebaliknya dengan Australia justru pada hari Sabtu dan Minggu sebagian tutup lebih awal sisanya tidak buka.
Esplanade
Di seberang pantai terdapat juga hotel Esplanade yang cukup terkenal, banyak wisatawan berkunjung juga ke hotel ini untuk makan siang atau makan malam. Tentu kami tak singgah ke sana, karena kelasnya tak sesuai dengan kantong kami.
Setelah turun dari tram sebelum menyeberang ke pantai St. Kilda, Anda bisa menemukan pasar berupa tenda-tenda yang hanya ada pada hari Minggu. Di sini Anda bisa berbelanja berbagai souvenir langsung dari para pembuatnya. Bukan hanya souvenir khas Australia saja yang tersedia namun juga dari para imigran yang tinggal di sini seperti Peru dan beberapa negara Asia. Pasar ini buka dari jam 10.00 hingga 17.00, kopi, hotdog dan tato temporer juga tersedia di sini.
St. Kilda Pier & Beach
Bagian kiri adalah bagian pantai berpasir, di sinilah sebagian besar aktivitas pengunjung dilakukan. Meski sudah memasuki musim semi namun suhu di Melbourne masih cukup dingin.
Ketika kami tiba di St. Kilda kurang lebih pukul 09.00 pagi suhu di tempat itu tercatat 7° C, beruntung ramalan cuaca hari itu cukup akurat sehingga suhu perlahan mulai naik dan sekitar pukul 13.00 terik matahari mulai terasa meski masih disertai angin yang cukup dingin. Herannya sejak pagi sudah cukup banyak pengunjung menggunakan bikini dan pakaian renang.
Di sepanjang pantai ini juga banyak orang tua yang mengajak anak-anaknya bermain baik yang masih di kereta dorong karena belum genap berusia setahun, yang sedang belajar jalan maupun yang sudah berlari-lari mengejar bola. Sama seperti ketika berada di tempat lain dan melihat para ayah bermain dengan anak-anaknya, rasanya semakin tak sabar saya menanti kelahiran anak pertama kami.
Setelah puas berjalan-jalan serta befoto, berhubung suhu udara masih terlalu dingin untuk kami bermain di air laut maka kami memutuskan untuk makan siang. Dari sekian banyak kafe yang ada di pinggir pantai akhirnya kami putuskan untuk masuk ke Beachcomber Cafe.
Pilihan itu semata-mata didasarkan pertimbangan lokasi tempat duduk. Sebelumnya kami sudah baca review dari mereka yang pernah makan di kafe-kafe di tepi pantai St. Kilda dan 90% memberi rating minimal 4/5. Jadi setelah melihat kafe mana yang menawarkan seaside view paling bagus kami langsung duduk.
Kami memesan satu porsi Kilpatrick Oysters dan seporsi Kanggaroo Sirloin Steak. Yang pertama adalah makanan yang sudah lama diidam-idamkan istri sementara yang kedua adalah salah satu dari sekian banyak makanan yang masuk dalam list saya selama di Melbourne. 15 tahun lalu ketika berkunjung ke Melbourne saya belum sempat menikmati daging kanggaroo, maka inilah saatnya mengobati rasa penasaran sekian belas tahun….
Sesuai hasil review yang sudah kami baca sebelumnya, soal rasa memang kafe ini sangat memuaskan ditambah lagi lokasi yang memberikan seaside view terbaik. Soal harga ya.. memang cukup mahal, tapi karena toh hanya sesekali saja jadi tak ada salahnya juga dikunjungi.
Kurang lebih pukul 15.00 suhu udara sudah mulai normal, kurang lebih 19° C, tapi kami memutuskan untuk kembali ke Preston karena pantai sudah semakin ramai dan kami sengaja pulang lebih awal sebelum pengunjung lain supaya tidak berdesak-desakan di tram.
Kami sempatkan dulu berjalan-jalan di Esplanade Market untuk membeli beberapa souvenir sebagai kenang-kenangan kunjungan kami sebelum akhirnya menyeberang ke tram stop 136 untuk kembali ke tempat tinggal kami di Preston.
Di sebelah pantai St. Kilda sebenarnya terdapat taman hiburan Luna Park yang cukup iconic, namun untuk yang satu ini kami simpan dulu dan termasuk satu dari beberapa tempat yang wajib dikunjungi bersama Jethro (calon anak pertama kami) sebelum kembali ke tanah air tahun depan.
God is going to take care of us, whether or not we can see down the road.
He will not let us walk in darkness and leave us there alone.
He will not let us walk to a place and abandon us ~The Wicaksonos~