Membuat sebuah keputusan dan menyelesaikan masalah tentu adalah harapan setiap orang, apapun posisinya. Namun banyak orang yang menggunakan terlalu banyak waktu dan energi untuk ‘melakukan’ dan tidak memberi cukup waktu pada dirinya sendiri untuk ‘berpikir’ dan ‘merenung’. Sesungguhnya salah satu tantangan terbesar bagi seseorang sebelum membuat keputusan adalah untuk berhenti sesaat, berpikir dan merenung sebelum melangkah pada sebuah keputusan.

Berpikir dan merenungkan sesuatu sebelum diputuskan bukanlah perkara sepele. Sebab banyak orang tidak sabar untuk cepat-cepat mengeksekusi keputusan dan melakukan tindakan agar sebuah persoalan segera teratasi. Mengalihkan pikiran kita bukan perkara mudah seperti mematikan laptop atau smartphone. Karena itu diperlukan kemampuan untuk memanajemen pikiran: pengalihan fokus.

Banyak orang memiliki potensi besar dalam dirinya untuk menyelesaikan masalah. Cukup pengetahuan dan sumber daya dalam dirinya untuk membuat keputusan yang tepat. Tapi tak jarang oleh karena perasaan panik akibatnya keputusan atau tindakan diambil tanpa memanfaatkan segala potensi dalam dirinya.

Kebiasaan ini seringkali terbawa juga ketika seseorang berada dalam posisi sebagai pemimpin. Bila Anda adalah seorang pemimpin yang cenderung panik dan tergesa-gesa mengambil keputusan atau tindakan ketika sebuah masalah datang maka coba lakukan beberapa langkah berikut:

Tentukan prioritas. Kebanyakan pemimpin tidak dapat membagi prioritas antara mana tugas yang harus ditangani sendiri olehnya dan mana yang semestinya didelegasikan. Tak sedikit dari mereka yang terjebak pada eksekusi tugas-tugas administratif yang semestinya dilakukan oleh para staf.

Kebiasaan ini muncul oleh karena kurang percaya pada kemampuan bawahan atau staf. Jika Anda adalah seorang diantaranya cobalah mengatasi dengan membentuk tim kecil yang terdiri dari orang-orang yang Anda anggap handal. Delegasikan tugas dan berikan kepercayaan pada mereka untuk tugas-tugas yang bisa didelegasikan.

Delegasikan juga rapat-rapat dan pertemuan yang tidak terlalu membutuhkan kehadiran Anda. Tidak semua rapat atau pertemuan harus Anda hadiri sendiri.

Heningkan pikiran. Ketika berbicara mengenai meditasi, banyak orang tertawa karena dianggap buang-buang waktu atau malah berpersepsi mistis. Sebuah penelitian yang dilakukan di Harvard menunjukkan bahwa meditasi dan keheningkan pikiran membantu banyak eksekutif dalam menyelesaikan masalah secara efektif.

Keheningkan pikiran menghasilkan ketenangan, ketenangan membantuk seseorang untuk lebih berani mengambil resiko dan membuat keputusan. Gunakan waktu lima menit setidaknya setiap hari untuk menenangkan diri dan hanya befokus pada nafas Anda. Ketika fokus pikiran mulai teralihkan kembalikan fokusnya pada nafas Anda. Tidak mudah dan perlu kedisiplinan pada awalnya, namun manfaatnya luar biasa.

Rileks. Coba perhatikan, kapan terakhir kali Anda memiliki sebuah ide hebat? Apakah itu saat Anda berada dalam tekanan?
Banyak orang meyakini bahwa kemampuan seseorang meningkat pesat ketika dalam tekanan, karenanya dikalangan anak kuliah muncul istilah ‘SKS’ atau Sistem Kebut Semalam.

Benar bahwa kemampuan seseorang bisa meningkat pesat dalam kondisi terpaksa dan tertekan, tapi tidak demikian halnya dengan kreativitas produktif. Ide-ide besar dan kreatif justru muncul ketika seseorang berada dalam kondisi rileks dan tenang tanpa tekanan. Jika tidak percaya buatlah jurnal pribadi dan amati saat mana Anda melahirkan ide-ide hebat?

Luangkan waktu untuk bersantai mungkin di pinggir kolam koi sambil menikmati secangkir kopi, lalu coba pikirkan secara positif (bukan melamun atau menyesali keadaan) masalah yang sedang dihadapi. Solusi efektif yang mungkin bahkan akan membalikkan posisi kurang menguntungkan menjadi menguntungkan akan datang ketika suasana hati dan pikiran seseorang dalam kondisi rileks.

Efektif dalam berkomunikasi. Tak sedikit orang-orang yang memiliki potensi dan kemampuan analisis kuat gagal menyampaikan ide dan visinya. Hambatan terbesar adalah komunikasi. Kemampuan berkomunikasi secara efektif dan dalam frekuensi yang sama dengan pendengar adalah sama pentingnya dengan kemampuan menganalisis dan membuat keputusan.

Menentukan visi dan menyusun strategi untuk dieksekusi adalah penting bagi seorang pemimpin, namun tak peduli betapa hebatnya jika tanpa kemampuan komunikasi yang baik hasilnya hanyalah sia-sia.
Pikirkan dan susunlah pesan Anda seefektif mungkin sehingga dapat dimengerti oleh mereka yang membutuhkan. Lakukan diskusi tanya jawab dengan mereka untuk memastikan bahwa mereka mengerti dan memahami apa yang Anda sampaikan.

Fleksibel. Terakhir yang tak kalah penting adalah memastikan bahwa keputusan tersebut dieksekusi secara efektif. Awasi dengan baik bagaimana sebuah keputusan dijalankan oleh pihak-pihak yang diberi kewenangan.

Bersikaplah fleksibel untuk melakukan perbaikan dan perubahan ditengah jalan jika memang diperlukan. Jangan bersikap keras kepala dan arogan seolah keputusan Anda sudah sempurna. Ingat bahwa kondisi ekternal dan internal selalu dinamis sehingga banyal variabel yang mungkin akan mengharuskan Anda memperbaiki dan merubah sebuah keputusan betapapun hebatnya.

Anggaplah kesalahan bukan sebagai sebuah hal yang memalukan dan menurunkan wibawa sebagai seorang pemimpin, melainkan sebuah kesempatan untuk belajar.

Memfokuskan diri untuk bersikap tenang dan tidak panik alam menghadapi masalah memang tidak mudah. Namun kemampuan untuk tetap tenang akan membantu seseorang untuk membuat keputusan efektif dan produktif sekaligus mengkomunikasikannya dengan baik pada pihak-pihak yang relevan.(Satrio)