Menyedihkan melihat sebuah organisasi yang sudah ‘cukup berumur’, memiliki visi dan misi yang telah dijabarkan dengan baik dalam strategi namun seolah berjalan di tempat dari periode ke periode.
Pergantian kepemimpinan terus berlangsung, berbagai aktivitas dan pekerjaan dilakukan namun visi yang dicita-citakan tak kunjung tercapai. Setiap orang bekerja keras, tapi semuanya hanya untuk ukuran keberhasilan dan tujuan individu.
Keadaan ini mengingatkan pada sebuah anekdot klasik tentang sebuah pesawat terbang. Pilot pesawat memberitahukan kepada penumpang mengenai kabar baik dan kabar buruk. Kabar baiknya adalah bahwa pesawat terbang sesuai jadwal dan tidak akan terlambat. Namun pada saat yang bersamaan kabar buruknya adalah sang pilot tidak tahu kemana tujuan pesawat itu.
Kondisi demikian seringkali terjadi karena ketidakmampuan pemimpin untuk mengeksekusi strategi yang sudah dibuat. Ketidakmampuan ini bisa terjadi dalam berbagai level kepemimpinan.
Karenanya begitu sebuah strategi dibuat dan diputuskan maka pimpinan harus memastikan bahwa pimpinan aras menengah dan aras bawah masing-masing mampu memahami strategi tersebut. Minta mereka untuk memberi umpan balik sebagai sarana klarifikasi bahwa mereka sudah mengerti dengan benar.
Kebanyakan para pemimpin dalam berbagai level hanya memberikan sosialisasi terhadap strategi yang baru dan berasumsi bahwa setiap anggota organisasi sudah paham.
Kenyataanya para anggota organisasi seringkali tidak merasakan adanya perubahan strategi karena mereka tidak benar-benar memahami strategi itu sendiri. Padahal semestinya strategi bukan hanya menjadi kepentingan para pimpinan namun menjadi kepentingan setiap anggota organisasi.
Setiap anggota pada level apapun harus mengerti dan memahami bahwa setiap hal yang mereka lakukan dan mereka kerjakan adalah dalam rangka mengeksekusi strategi tersebut.
Manajer aras menengah dan aras bawah harus melakukan pertemuan rutin dengan para staf yang dipimpinnya untuk memastikan bahwa apa yang mereka kerjakan sudah benar dan sejalan dengan strategi organisasi. Bukan sekedar membagikan soft copy presentasi atau video klip mengenai strategi organisasi yang diterima dari pimpinan level atas saja.
Setidaknya ada dua hal penting yang harus dilakukan oleh manajer aras menengah dan aras bawah:
Pertama, menulis dalam sebuah paragraf atau gambar (from-to chart) mengenai apa yang dipahaminya mengenai strategi tersebut. Lalu tunjukkan pada pimpinan puncak untuk memastikan bahwa pemahaman tersebut sudah benar.
Kedua. Bersama dengan tim atau staf yang dipimpinnya menyusun daftar kegiatan dan tujuan yang hendak dicapai sesuai strategi organisasi. Tentukan apa yang menjadi bagian tugas tim atau divisi tersebut dalam rangka eksekusi strategi organisasi. Libatkan pimpinan aras puncak jika diperlukan untuk memastikan arahnya sudah sesuai. Lakukan evaluasi secara periodik apakah apa yang ada dalam daftar tersebut perlu dilanjutkan, diubah atau dihilangkan karena tidak relevan.
Memastikan bahwa setiap pekerjaan dilakukan dalam konteks eksekusi strategi adalah salah satu point penting dari kepemimpinan, bahkan bisa dikatakan merupakan kompetensi inti kepemimpinan. Jika pemimpin gagal dalam pelaksanaannya maka organisasi tersebut tak ubahnya seperti kondisi pesawat terbang dalam anekdot di atas.
Happily married, father of a wonderful boy, a passionate Content Strategist. Liverpool FC and Melbourne Victory fan. Traditional martial artist.
I’m going to be myself, do what I think is right. If they don’t like it, so be it. ~ Satrio ~|
Read more posts here||
I’m an ISTJ-A