BlackBerry 10 dan BlackBerry PlayBook 2 mungkin adalah dua gadget yang paling dinanti para pecinta produk RIM. Namun bagi RIM kedua gadget yang rencananya akan di-launching bulan ini adalah sebuah pertaruhan hidup mati perusahaan gadget asal Kanada ini.
Meski tak pernah ada pernyataan resmi, namun para analis meyakini bahwa investor tak banyak memberi waktu bagi Heins (CEO baru RIM) untuk memperbaiki performa perusahaan. Konon kabarnya jika hingga batas waktu akhir tahun 2012 kinerja perusahaan tak kunjung membaik, maka sang CEO harus rela meletakkan jabatannya.
Thorsten Heins yang mulai bergabung dengan RIM pada tahun 2007 sebagai Senior VP of Hardware Engineering dan kemudian dipromosikan sebagai COO sebelum pada akhirnya dipercaya menjadi CEO menghadapi kondisi perusahaan yang terpuruk.
Tantangan yang dihadapi bukan hanya memastikan perusahaan tetap beroperasi di tengah keterpurukan, lebih dari itu investor menuntut perusahaan bisa kembali bersaing secara kompetitif di pasar smartphone.
Tuntutan itu bagi para analis dianggap sebagai “Mission Impossible” mengingat dua kompetitor utama yaitu Android dan iPhone justru saat ini performanya sedang menanjak. BlackBerry sendiri bukan hanya tak mampu bersaing dengan dua penguasa pasar mobile phone itu, namun bahkan posisinya masih tertinggal di bawah Nokia yang mengandalkan sistem operasi Symbian.
RIM yang produk BlackBerry-nya berfokus pada segmen korporat harus menghadapi pukulan telak ketika perilaku segmen korporat berubah dari memisahkan smartphone bisnis dengan smartphone pribadi menjadi satu smartphone untuk dua fungsi.
Meski Heins menyatakan optimismenya terhadap BlackBerry 10 dan BlackBerry Playbook 2 yang diyakini bakal membalikkan keadaan, namun dirinya juga sadar bahwa posisi RIM saat ini sangat lemah. Karena itu beberapa kali dia menekankan bahwa prioritasnya saat ini adalah mempekerjakan Chief Marketing Officer (CMO) baru yang dihadapkan mampu meredefinisi citra merk RIM dan strategi pengembangan produk kedepan.
Pangsa pasar RIM saat ini secara global terus berkurang. Bahkan di AS yang sebelumnya adalah pasar utama mereka posisinya berkurang dari 24% pada kuartal ketiga tahun 2010 menjadi hanya 9% pada kuartal ketiga 2011. Saat ini dominasi pasar RIM hanya di negara-negara “emerging market” seperti Indonesia (±40%) dan Afrika Selatan (±90%). Dan adalah ciri khas “emerging market” dimana pada akhirnya konsumen akan beralih ke merk lain ketika mereka sudah cukup teredukasi.
Analis dan konsultan berpendapat bahwa satu-satunya jalan menyelamatkan RIM adalah dengan secepat mungkin melepas BlackBerry 10 dan BlackBerry PlayBook 2 ke pasar sambil berharap keduanya akan mendapat respon positif dari konsumen.
Tapi sekali lagi tentu semua bergantung pada kinerja kedua produk tersebut dan preferensi konsumen. Maka tak berlebihan jika BlackBerry 10 smartphone dan BlackBerry 2 Tablet adalah pertaruhan terakhir bagi RIM dan akan menentukan masa depan perusahaan yang pernah berjaya di pasar smartphone beberapa tahun lalu.
Happily married, father of a wonderful boy, a passionate Content Strategist. Liverpool FC and Melbourne Victory fan. Traditional martial artist.
I’m going to be myself, do what I think is right. If they don’t like it, so be it. ~ Satrio ~|
Read more posts here||
I’m an ISTJ-A